Rabu, 23 Februari 2011

Aku Bermimpi Pertandingan Perang Indonesia Malaysia Telah Meletus

Membaca komentar, pendapat dan lain sebagainya tentang kondisi hubungan Indonesia-Malaysia yang berasal dari warga Kompasiana (Kompasianer) yaitu warga yang : terdidik, punya sopan santun, menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia, warga Negara kelas satu di Negeri ini, ganteng-ganteng dan cantik-cantik serta baik hati, pokoknya semua TER dan merupakan tolok ukur dari semua pendapat yang ada di Media tulis atau elektronik dan patut dijadikan sarana pengambilan keputusan oleh Pemerintah.


Alasan Pemerintah menjadikan sarana pengambilan keputusan karena tulisan/artikel tentang hubungan Indonesia – Malaysia ada dalam Rumah Sehat yang bebas dari segala bakteri/virus, ditinjau oleh Kompasianer dari segala sudut dan terdapat dalam setiap Rubrik : Peristiwa. Polhukam, Humaniora, Ekonomi, Hiburan, Olahraga, Lifestyle, Wisata, Kesehatan, Tehno, Media, Green, Fiksi dengan gaya penulisan yang enak dibaca, mengandung unsur kebenaran, dilengkapi dengan referensi yang valid dan hasil wawancara sumber yang dapat dipercaya dan disebutkan namanya.


Pendapat dari Kompasianer yang setuju perang (tukang kompor) dan anti perang (Pemadam Kebakaran) tak sempat aku menghitung saking banyaknya, apakah berimbang atau tidak ? entahlah !. Ternyata memang telah dihitung oleh MURI si pencatat rekor dan memberikan Piagam kepada Admin Kompasiana serta menyatakan bahwa masalah hubungan Indonesia-Malaysia ini paling banyak Artikelnya dimuat di Kompasiana, mengalahkan tulisan/artikel membahas hal yang sama di seluruh media yang ada di republik ini.


Berdasarkan fakta diatas akhirnya Pemerintah mengumumkan Perang dengan Malaysia dan Perang ini mendapat liputan ekslusive dari semua Media di Dunia.


Mengingat Perang ini suatu peristiwa yang langka dan sayang untuk dilewatkan, Afrika Selatan yang baru saja menyelenggarakan Piala Dunia, karena terdapat beberapa Stadion yang menganggur, akhirnya Stadion itu dijadikan tempat nonton Bareng Perang Indonesia-Malaysia. Tak mau kalah, Rumah Judi Sepakbola di Inggris untuk sementara menghentikan penjualan kupon tebak Sepakbola dan memusatkan perhatiannya kepada Olahraga Perang Indonesia-Malaysia, begitu yang dilaporkan oleh wartawan CNN langung dari London.


Penonton di Stadion bertepuk tangan sambil menari-nari dan tidak terdapat bantuan dari Relawan Asing karena mereka beranggapan lebih enak menonton dari pada membantu. Alasan mereka sangat sederhana : Penyebab perang mereka anggap “seperti anak kecil yang berkelahi dalam permainan kelereng, toch nanti damai lagi. Orang tuanya nggak usah ikut campur”. Karena orang tuanya ikut campur maka Perang terjadi dan buat pola pikir mereka ini adalah sesuatu yang lucu.


Perang ini telah disusun tata tertibnya oleh PBB antara lain semua warga Negara Indonesia yang ada di Malaysia dan sebaliknya, sebelum perang dimulai harus kembali Negara masing-masing, akibatnya pemudik Lebaran banyak yang terkatung-katung karena sarana transportasi diprioritaskan untuk mengangkut Tenaga Kerja Indonesia yang ada di Malaysia.


Perang dipimpin/wasitnya adalah PBB dan penjaga garisnya diluar Negara bekas jajahan Inggris untuk menjamin independensinya.

Penonton kadang tertawa melihat sebuah pesawat entah milik siapa meledak di udara tanpa kena tembak dan melihat senjata bamboo runcing yang diambil dari museum, senjata yang dulunya dipakai perang kemerdekaan melawan penjajah.


Pada hari terakhir pertandingan Perang (Final) semua penonton kecewa karena keputusan wasit yang diambil dalam sidang umum PBB menyatakan kemenangan bersama untuk Indonesia dan Malaysia. Kok PBB begitu sulit menentukan pemenang ?


Alasannya karena ? “ Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu »


Setelah perang berakhir, Indonesia dikucilkan dari pergaulan international, semua lembaga bantuan seperti IMF, Bank Dunia dan Lembaga lainnya dilarang membantu pemulihan ekonomi Indonesia yang hancur karena perang. Begitu keputusan sidang umum PBB.


Bagaimana dengan Malaysia ? Apakah juga di Embargo ? Itu aku tak tau karena aku sudah tak dapat informasi dari manapun, penyebabnya ekonomi lumpuh, TV dan Radio sudah tak mengudara karena kena BOm dan aku tak punya uang untuk membayar pulsa telepon dan iuran internet.

Aku hidup seperti jaman purbakala jauh dari informasi.


Bangun, bangun, nggak kerja ya ! ? Aku terjaga dari tidur yang dibangunkan mantan pacar. Setelah terbangun aku berucap « Alhamdulillah » ternyata ini hanya mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar