Rabu, 23 Februari 2011

Rental Pulau, Mencontoh Hongkong ?



Ide yang nyeleneh. Orang nggak waras. Gile lu. Bisa jadi itu yang ada di benak anda. Nggak apa-apa. Ini kan hanya sekedar ide di Dunia Maya, dunia milik maya?. Berarti kita numpang donk !. Mbak Maya, permisi ! dunianya kupakai he he he.

Biasanya sumber ide/referensi ditulis paling bawah, kalau yang ini idenya berasal dari pengamatan kehidupan sehari-hari, karena nggak biasa maka ditulis paling atas.

1. Rental Video, Rental mobil, Rental rumah dan segala macam rental. Ini terjadi karena pemiliknya punya lebih, dijual sayang, dibiarin mubazir. Agar bermanfaat sewain aja. Orang lain terbantu dan pemilik dapat duit.

2. Built, Operate and Transfer (BOT): Suatu perjanjian dimana Pihak Pertama tanpa melepas haknya atas suatu bidang tanah mengikatkan diri untuk menyerahkan penguasan atas tanah tesebut untuk pendirian suatu bangunan komersial kepada Pihak Kedua atas biayanya sendiri, mengelola dan mengoperasikan untuk suatu jangka waktu dengan atau tanpa imbalan yang telah disepakati serta menyerahkan bangunan tesebut kepada pihak pertama dalam keadaan dapat dan siap dioperasikan setelah jangka waktunya berakhir.

Contoh penerapan Model ini adalah :

2.1. Banyak terdapat di Kemang, Jakarta Selatan tempat pemukiman orang Bule. Pemilik tanah akhirnya punya Rumah Gedong (biasanya kontrak10 tahun). Mau bangun sendiri duitnya cekak. Jika bisa ngebangun nggak ngerti cara nyewainnya, bikin kontrak pakai bahasa Inggris segala. Lebih baik serahkan kepada ahlinya. Lu untung, gue juga untung. Prinsip sederhana, win-win solution bahasa kerennya.

2.2. Hongkong : Salah satu pusat ekonomi Dunia, sebelumnya disewa Inggris dari China. Waktu kontrak mau habis, sebagian besar orang memprediksi jka Hongkong kembali kepangkuan China, maka Hongkong akan hancur, Ternyata nggak tuch!. Kalau dulunya nggak disewain, nggak tau Hongkong jadi apa sekarang ?. Bayangin sendiri dech he he

3. Lahan tidur/Lahan kosong : Penyebabnya bisa macam-macam, mungkin karena saking kayanya, nggak punya waktu atau nggak punya ….entahlah, yang jelas pemiliknya nggak ngurusi itu lahan. Sewaktu orang lain mendirikan bangunan disitu, mula-mula bangunan sederhana, pemiliknya diam aja. Setelah beberapa tahun kemudian, sipenumpang beranak-bercucu dan terdapat bangunan permanent baru pemiliknya menuntut. Ujung-ujungnya pakai pengacara. Hai pemilik !, selama ini lu kemana aja ?

4. Kalau yang ini mohon maaf sebelumnya, karena copy paste dari Wikipedia

Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan 6 (enam) pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Masyarakat setempat menyebutnya “Jembatan Barelang”, namun ada juga yang menyebutnya “Jembatan Habibie”, karena beliau yang memprakarsai pembangunan jembatan itu untuk menfasilitasi pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepulauan Riau. Ketiga pulau itu sekarang termasuk Provinsi Kepulauan Riau

Apa yang terjadi sekarang ?. Jembatannya mubazir, pulau-pulau itu kosong melompong. Cita-cita jadi wilayah industry tinggal kenangan. Ntah kapan bisa direalisir. Asset yang tidak produktif.

Indonesia punya 17.480 pulau dan yang terdaftar di PBB baru sebanyak 4.981 pulau. Sisanya (12.499 pulau) yang belum terdaftar ditargetkan tahun 2012 dan butuh Rp 6 milyar untuk sekedar mendatanya. Tujuannya untuk mencegah agar apabila ada pulau kita yang diklaim negara lain, kita memiliki bukti-bukti dan saksi yang jelas,” (kata Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Freddy Numberi di Jakarta, Rabu (26/8).

Tak pikir-pikir, gesekan hubungan kita dengan Malaysia bisa jadi sama dengan contoh Pemilik Lahan Tidur/Lahan kosong. Karena pulau kita terlalu banyak dan nggak mampu ngurusi akhirnya diurus Malaysia. Biaya mendatanya saja Rp 6 milyar. Kalau PBB menerima yang 12.499 pulau masuk wilayah RI, berapa biaya pemeliharaannya ?. Pasti banyak la yauuuu.

Kalau kita lihat Singapore, Bandara Changi yang dibuka pada 29 Desember 1981 adalah hasil dari reklamasi (penimbunan laut). Konon kabarnya, pasir dan batu berasal dari sekitar Kepulauan Riau. Reklamasi dilakukan karena Singapore nggak punya lahan, wilayahnya hanya seluas 710,20 Km2, lebih kecil dari Jakarta (740,30 Km2)

Mengingat, menimbang dan seterusnya. Saya mengusulkan pulau-pulau yang tidak terurus dan berada diperbatasan Negara lain kita Built, Operate and Transfer (BOT) saja mencontoh Hongkong. Aku pikir Singapore pasti berminat. Diakhir masa Kontrak, setelah kembali kepangkuan Ibu Pertiwi, rakyat di Pulau itu adalah Saudara kita Bangsa Indonesia, mereka mungkin lebih maju selangkah dibandingkan kita yang hidup murni di wilayah Republik Indonesia.

Salam

Foto : Diunduh dari : Google.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar