Rabu, 23 Februari 2011

Wakil Nggak Mau, Apa Lagi Jadi Anggota

Dalam menerima kekalahannya, Hillary Cinton dari Partai Demokrat membujuk pendukungnya agar memilih Obama, tidak memilih John McCain calon partai Republik

Dalam setiap berkumpul dengan keluarga besar, biasanya kami mendiskusikan sesuatu masalah yang menyangkut kepentingan keluarga. Walaupun Ayah kami satu, tapi perangai dan kelakuan kakak-adik tidak ada yang sama, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.

Pemimpin yang memandu diskusi tidak selalu kakak tertua, bisa yang urutan tengah dan tak jarang dipimpin oleh si bungsu. Pokoknya selalu rame dan mungkin tak kalah serunya bila dibandingkan dengan rapat anggota DPR yang membahas kasus Bank Century.

Penentuan pemimpin rapat ini kadang-kadang bisa berlarut-larut karena semua berprinsip “Wakil aja nggak mau, apa lagi jadi anggota”, maunya jadi Pemimpin agar bisa berbicara lebih banyak, maklum “mendengar lebih susah dari pada bicara”. Satu hal yang kami syukuri, sampai saat ini belum ada diantara kami yang membuat keluarga tandingan.

Berkaca dari kelompok kecil tersebut, mungkin prinsip “Wakil aja nggak mau, apa lagi jadi anggota” ini yang terjadi di Negara kita dimana begitu banyak partai yang merupakan pecahan dari partai sebelumnya, padahal semua partai itu didirikan dengan tujuan berjuang untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Katanya !. Bisa jadi juga ini dipengaruhi oleh iklan tempo doeloe di TVRI dibintangi almarhum Bagio “Kalau sudah duduk lupa berdiri”. Entahlah !

Kelahiran partai-partai tersebut bisa diilustrasikan sebagai berikut:

Partai Angin Ribut : Dalam suatu munas pemilihan Ketua Umum, calonnya A dan B. Yang terpilih adalah A. Karena B tidak puas akhirnya bikin Partai Angin Kencang. Disaat masa jabatan A dan B di partainya berakhir, kejadian ketidak puasan terjadi lagi sehingga muncul Partai Angin Sepoi-Sepoi (pecahan Angan Ribut) dan Partai Angin Semilir (pecahan Partai Angin Kencang) begitu seterusnya sehingga lahirlah banyak partai dengan pertumbuhan seperti Deret Ukur. Apakah ada perbedaan AD/ART partai itu ?. Tidak !, semuanya berjuang untuk kemakmuran rakyat Indonesia, begitu katanya.

Kalau memang tujuannya untuk kemakmuran rakyat Indonesia, mengapa tidak merapatkan barisan ?. Kata guruku waktu SD, “sebatang lidi tak berguna, tapi kalau dikumpulkan jadi satu, kekuatannya luar biasa”. Ini logikaku orang biasa ha ha ha

Masih segar dalam ingatan kita, persaingan yang begitu ketat antara Barack Obama dan Hillary Clinton dalam Pemilu Pendahuluan untuk memperebutkan satu kursi calon Presiden jatah partai Demokrat yang dimenangkan oleh Obama. Apa reaksi Hillary Clinton dalam menerima kekalahannya ?

Hillary mengucapkan selamat kepada Obama dan mendukung Obama untuk memenangkan Pemilu Presiden dengan cara berkampanye/membujuk pendukungnya agar memilih Obama. Hal ini dilakukan Hillary agar pendukungnya tidak berpindah memilih John Mc Cain calon dari partai Republik. Luar biasa !

Alangkah indahnya kalau bangsa kita bisa mencontoh Hillary Clinton. Bisa khan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar