Minggu, 28 April 2013

Arifin Panigoro, Bos Medco Setengah Malaikat ?

Keuntungan dari akuisisi Novus, perusahaan minyak asal Australia sekitarRp 192 triliun dan dari pembelian Stanvac sebesar Rp 54 Triliun?
Arifin Panigoro, kelahiran Bandung 14 Maret 1945, mahir merobek sehelai
cita atau kain tenun dari kapas secara rapi hanya dengan tangan kosong
saat membantu Bapaknya berjualan di toko Jalan Braga Bandung. Rasa
Percaya diri (PD) dalam berbisnis terkait dengan aktivitas olah raga
basket, karate dan terjun payung yang menjadi hobbynya.
Prinsip-prinsipnya dalam membesarkan Medco sangat sederhana anta lain:
1. Pantang ambil Rezeki Orang lain
Sewaktu mengikuti tender untuk menjadi mitra local perusahaan
asing, ternyata sudah masuk duluan proposal dari perusahaan lain,
sebetulnya pingin mudur, namun penawaran terlanjur masuk dan dinyatakan
menang karena Perusahaan Asing itu lebih mengenal sosok AP. Karena nggak
enak hati dan tanpa sepegetahuan pihak Asing tersebut, akhirnya AP
joint dengan penawar pertama dan 100% keuntungan untuk penawar pertama
tadi. Sang mitra terkaget-kaget, benarkan ?. Yess…..Jawabnya.
2. Moral is number one.
Membangun Kepercayaan dengan kejujuran : Jujur itu abadi, makna
dari pepatah Belanda “eerlijk duurt’t langst. Prinsip yang harus
dijalankan dalam berbisnis.
3. Merintis Binis Baru
a. Nilai Asset milik Stanvac (Mobil Oil dan Exxon Mobil) atas
sebuah ladang minyak di perut bumi Sumatera Selatan sebesar US$ 60 juta,
mala dibeli seharga US$ 85 juta dengan kalkulasi titik pulang pokok
(BEP) jika minyak yang muncrat 10 juta barel, ternyata kandungan
terbuktinya sebesar 200 juta barel. Untungnya ?. Menurut hitunganku US$
6 miliar atau Rp 54 triliun yaitu : Harga jual minyak mentah (US$ 60
perbarel ) - Biaya pengeboran (US$ 30 per barel) X 200 juta. Kurs
Rp/US$/Rp 9.000
b. Eksecutif perusahaan dimana dulunya Medco menjadi
kontraktor terkejut dan setengah tak percaya melihat Medco mengikuti
tender dan menang dalam pembelian (mengakuisisi) seluruh saham Novus,
perusahaan minyak asal Australia yang memiliki daerah operasi 26 blok di
tujuh Negara : Indonesia (blok Kakap dan Brantas), Ausralia, Amerika
Serikat, Oman, Uni Emirat Arab, Pakistan dan Filipina . Cadangan minyak
terbukti (hasil penelitian yang dianggap pasti) sebelumnya 139 juta
barel meningkat menjadi 209,9 juta. Total cadangan yang terbukti maupun
yang terduga melonjak menjadi 851,7 juta barel. Berapa untungnya ?.
Hampir Rp 192 triliun. Wowwwwww
4. Banyak kawan,
Sejuta kawan masih kurang, satu musuh kebanyakan. Mencari teman
lebih susah dari pada mencari musuh, begitu prinsip hidupnya.
5. Net Working dan Trust :
Setelah jatuhnya Presiden Soeharto, AP aktif di Partai Demokrasi
Perjuangan (PDIP), sudah pasti AP sangat dekat dengan Presiden Megawati,
di depan para manajer Medco saya katakan “it,s our time now”, siapa
nyana, serta merta mereka menolaknya dengan keras. Tidak ada KKN
Bung…kira-kira begitu kata para Managernya. Nah lho !
6. Tunaikan Kewajiban, Hadapi Persoalan, Tak mau ngemplang.
Medco pernah menghadapi persoalan hutang untuk mengongkosi
akusisi ladang minyak Mangistaumunaigaz di Kazakhstan, Negara pecahan
Rusia. Ini terjadi karena krisis dan harga minyak jatuh di bawah US $ 10
per barel.
Dalam proses restrukturasasi Hutang, terdapat kejadian unik saat
membahas utang dengan Credit Suisse First Boston (CSFB) yang dipimpin
David Matlin, Director for Debt Distress Market. Perundingan yg mestinya
empat hari selesai dimeja makan malam itu juga. “If you need the check
of US$ 270 million, I will give it to you now”, kata David Matlin.
Keberhasilan Arifin membeli kembali saham dari tangan orang lain pada
2006 dibahas dengan detail oleh Harvard Business School dan disimpulkan
bahwa itu terjadi bukan hanya karena kegigihan keluarga Arifin
Panigoro, tapi karena kepercayaan kalangan investor kelas dunia terhadap
perusahaan swasta dari Indonesia yang keluar dari krisis.
Pebruari 2008, AP berbicara di depan mahasiswa Harvard Business School
tentang study kasus “Entrepreneuship and Family Business”. Pembahasan
kasus keberhasilan suatu perusahaan di Harvard ini sering terjadi, tapi
baru kali ini disampaikan langsung oleh pemiliknya dan barang kali dari
Indonesia baru AP yang ngomong disini.
Sebagai rasa tanggung jawab social dan menyontek prinsip bantuan usaha
kecil Muhammad Yunus Direktur Grameen Bank, Banglades, Medco bekerjasama
dengan Pemda Merauke, disebut “Merauke Integrated Food and Energy Estate
(MIFEE) dengan tujuan mengusung potensi Kabupaten Merauke untuk menjadi
lumbung pangan dan Enegy secara terintegrasi. Potensi komoditas yang
bisa tumbuh terdiri dari : padi, jagung, kedelai, tebu, sorghum dan
tanaman pangan lainnya. Proyek ini melibatkan masyarakat local dengan
mengakui hak ulayat dan menjadikan masyarakat sebagai shareholder
Sumber : BERBISNIS ITU (tidak) MUDAH
Dalam kurun waktu tak lebih dari 2 jam, aku tak berkedip membaca sebuah
buku “Pengalaman dan Pemikiran Arifin Panigoro”, Boss Medco Energy,
sebuah perusahaan Pribumi yang bergerak dalam bidang minyak dan gas,
wilayah operasinya telah merambah seluruh benua di dunia ini : Amerika,
Eropa, Australia, Africa dan tentu saja Asia.
Membaca buku ini tak ubahnya seperti sedang menonton pertujukan Srimulat
dan Orkestra Simfoni, buku ini bercerita tentang kiat-kiat sukses Arifin
Panigoro/AP, yang ditulis dengan bahasa yang sangat membumi dan jenaka
seperti Srimulat dengan celetuk-celetukannya membuat aku
tersenyum-senyum.
Di ujung tulisan tak ubahnya sebuah Orkes Simfoni dengan satu dua
ketukan Piano, aku terbawah emosi, hanyut, hening dan berdoa semoga niat
dan langkah-langkah yang telah diambil beliau ikut berkontribusi kepada
rakyat kecil sekaligus mengatasi krisis Energi, Swasembada Pangan dan
Lingkungan dengan mendirikan pertanian terpadu di Merauke diatas lahan
seluas 4,5 juta hektar.
Semoga mendapat ridho dari Allah Swt. Aminnnn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar