Minggu, 04 April 2010

ORKESTRA SIMFONI DAN SRIMULAT

Suatu Sabtu di penghujung tahun. Seluruh Unit Kerja dilingkunganku termasuk unit kerja partner, dari Sabang sampai Merauke mengadakan performance review secara tele conference. Unit kerja yang berada di Jakarta berkumpul di Kantor Pusat, sedangkan yang diluar Jakarta di Kantor masing-masing. Mungkin anda membayangkan bahwa acara ini membosankan karena waktu untuk keluarga dipergunakan untuk urusan kantor (sepertinya tak ada hari lain?). Namun hilangkan dulu pikiran negative itu karena kenyataannya bertolak belakang 180 derajat. Lho, emangnya ada apa ?
Undangan yang dikirim via email, tidak menyebutkan dress code, berbeda dengan acara-acara sebelumnya, sehingga terlihat pakaian berwarna-warni dengan model dari tahun 60an sampai model terbaru. Kaum Ibu ? Aduhai ! Serasa masih mahasiswi semester awal ha ha ha. Sebelum acara dimulai, sambil makan kami bercerita ngalor ngidul. Aku melemparkan pertanyaan. Unit kerja mana yang terhebat ?. Secara serentak semuanya menjawab Plaza Mandiri karena performancenya memang Okey punya. Bukan!, Keliru kawan. Dengar dulu alasanku. Bekasi, kuno ! Di unit kerjamu nggak ada yang baru, maklum bekassss si !
Jakarta Kota ! Kasian dech, kamu sudah tua (maksudku gedungnya). Thamrin ! Plaza Mandiri di Jalan Gatot Subroto. Kecilll, hanya pahlawan biasa. Yang terhebat adalah Sudirman, karena Pahlawan/Panglima Bintang 5 booo. Ha ha ha. Penyakit gendengnya muncul. Teriak teman2ku.
Melihat jokeku mendapat sambutan, kutambah lagi satu pertanyaan. Legacy mana yang paling beruntung dimerger menjadi Bank Mandiri ?. Ke empat legacy sama beruntung. Jawab yang lain serentak. Keliru lagi kawan. Jawabku : Yang paling beruntung adalah Eksim karena sembuh dari penyakit menahunnya (sakit kulit) ha ha ha.
Sebelum acara dimulai, Bapak Direksi (Pemimpin Rapat) mengabsen seluruh kesiapan unit kerja dan terlihat jelas di layar monitor seseorang keluar masuk (mungkin lagi mencari temannya). Dengan nada bercanda Bapak kita itu berteriak, Hei !. Itu unit kerja mana? Kok seperti seterikaan aja. Ger ger ger
Acara hari itu, mungkin bisa aku ibaratkan gabungan orkestra simfoni dan lawakan Srimulat. Kenapa Orkestra Simfoni? Karena Bapak Direksi selaku Adhi MS (Dirigen) memainkan music berirama cha cha yang menggoda kita untuk bergoyang dan seketika hanya satu dua ketukan piano yang membuat hadiran sunyi senyap mendengar suatu persoalan yang serius. Namun tiba-tiba berubah menjadi Asmuni “Srimulat” dengan plesetannya yang membuat hadiran tertawa-tawa.
Dalam suatu kesempatan membahas kondisi nasabah, penjelasan teman dari unit bisnis terlihat pesimis, namun teman dari Risk Management memberikan alasan sebaliknya yang begitu meyakinkan. Kok Risk lebih agresip dibanding Unit Bisnis ? Begitu celetukan Bapak kita sehingga secara serentak hadirin tertawa ha ha ha.
Di kesempatan lainnya sewaktu akan mengambil keputusan yang sudah jelas. Pemimpin rapat sangat demokratis, sebelum mengetuk palu, menawarkan: Bungkus aja ya! (istilah dalam golf untuk bola yang tidak perlu dimasukan ke lobang). Ya, bungkus-bungkus jawab hadirin. Seperti koor DPR jaman dulu yang secara aklamasi memilih Soeharto menjadi presiden untuk yg kesikian kalinya ( biar cepat pulang ya! ha ha )
Untuk mempercepat jalan rapat, Bapak Direksi menawarkan rapat tanpa istirahat. Sholat zuhur secara bergantian. Setelah melihat kiri- kanan. Aku keluar sendirian untuk menunaikan sholat dan seseorang menyentuhku sebagai tanda makmum. Assalamualaikum (tanda sholat berakhir). Wowwww. Onde mande….. ternyata aku Imam dan Bapak Direksi makmumnya (syah nggak ya?)
Ada lagi cerita lucu lainnya. Pejabat unit bisnis menjelaskan bahwa kondisi yang dialami nasabah sudah berlangsung lama, hal ini terjadi bukan karena kesulitan cash flow, namun karena pada dasarnya karakter yang kurang baik. Siapa sih pengurusnya ? Begitu pertanyaan Pemimpin Rapat agak kesal. Iya Pak, Para Pengurusnya adalah Almamater …… dengan nada curhat. Ternyata sama dengan Almamater pemimpin rapat (maksud lho !) ha ha ha.
Setelah pembahasan unit kerja kami selesai, aku berbisik dengan teman-teman untuk meninggalkan ruangan (pulang) dengan cara keluar bergantian agar tidak ketauan (meniru kelakuan membolos waktu sekolah). Entah karena koordinasi yang kurang baik, ternyata kami keluar meninggalkan ruangan berbaris seperti bebek pulang ke kandang dengan langkah pelan-pelan. Terima kasih yaaaa……begitu sapaan Bapak Direksi yang membuat kami bernyanyi diluar ruangan. Malu aku malu pada semut merah. Menatapku curiga seakan penuh tanya…. (Obbie Messakh). Liriknya kuganti menjadi. Malu aku malu pada Bapak Direksi ha ha ha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar